Rabu, 12 Oktober 2011

Non-Muslim Naik Haji



Bagi seorang Muslim, berkunjung ke Tanah Suci Makkah merupakan salah satu cita-cita tertinggi dalam ritual keislamannya. Sebab, berhaji ke Tanah Suci disebut sebagai ritual penyempurna setelah syahadat, shalat, zakat dan puasa.
Namun, posisinya sebagai Kota Suci menjadikan Makkah terlarang bagi orang non-Muslim. Tak seorang pun selain Muslim yang diperbolehkan untuk menginjakkan kakinya di Makkah. Dan, pesona Makkah dengan sederet misteri dan kesakralannya, ditambah dengan larangan itu membuat sebagian non-Muslim orientalis asal Eropa justru tertantang untuk berkunjung ke Kota Suci Muslim itu. Tak peduli walau hokum penggal selalu siap mengganjal mereka jika aksinya itu diketahui oleh Pemerintah Kerajaan Arab Saudi.
Para orientalis itu tak ubahnya seperti Muslim; mereka memiliki minat yang sangat tinggi terhadap Makkah. Namun, bedanya, minat mereka ke sana bukan untuk melakukan ritual haji, tapi untuk meneliti Islam dari tempat turunnya itu.
Karena hasrat kalangan non-Muslim untuk berkunjung ke Makkah itu berbenturan dengan larangan bagi mereka untuk menginjakkan kaki di Tanah Suci Muslim, maka mereka yang nekat itu baiasanya datang dengan menyembunyikan jati diri dan menyamar layaknya seorang Muslim yang sedang berhaji. Mereka berpakaian seperti seorang Muslim, menjalani ritual haji dan berbagai ritual keislaman lainnya.
Karenanya, perjalanan mereka menuju Makkah seolah seperti petualangan. Mereka menyusuri negara demi negara secara sembunyi-sembunyi dan diliputi ragam penyamaran. Bahkan, Ludorico Bartena, orientalis asal Roma yang pertama kali mengunjungi Makkah, yakni pada 1503, harus menyamar di barisan tentara Mamluk untuk menyusup masuk ke Makkah.
Namun, tak lama di Makkah, jati diri Bartena sebagai orang Kristen diketahui oleh tentara Mamluk. Saat itu, ia pun berbohong dengan mengaku sebagai muallaf. Kendati demikian, tentara Mamluk tetap menyarankannya agar keluar dari Makkah menuju Jeddah. Namun, di suatu kawasan bernama Eden, ia ditangkap dan dibawa ke hadapan sultan. Ia kemudian diminta untuk mengucap dua kalimat syahadat. Tapi dia menolak dan akhirnya ia dipenjara. Tapi, untung saja istri sultan menolongnya dengan mengusulkan agar ia pura-pura gila sehingga dia dibebaskan. Setelah itu, dia kembali ke Roma.
Selain Bartena, ada sederet nama lain para orientalis Kristen asal Eropa yang juga melakukan perjalanan terlarang menembus Makkah. Mereka di antaranya adalah Badia, Burckhardt, Giovanni Finati, Lon Roches, Sir Richard Burton dan Snouck Hurgronje. Nama yang disebut terakhir (lihat foto) tak lain adalah warga negara Belanda juga sempat menjadi peneliti Islam di Indonesia saat Belanda menjajah Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar